Top

Rencanakan Jaringan Irigasi Berbasis Lingkungan, Delegasi Pengairan Raih Juara I    

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

 

Delegasi Teknik Pengairan Universitas Brawijaya meraih Juara I dari 3 finalis terpilih pada ajang 4th CIVIL CREATIVE AND ACTION UGM 2020 – Water Innovation Contest yang diadakan oleh Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada 26 November 2020. Tim EUNOIA-64, sebagai delegasi Teknik Pengairan, beranggotakan Bima Wenas Arkananta (P18), Awwalin Rakhmatun Nisa (P18), Lidya Anastasya Immanuella (P18) dan dibimbing oleh Sri Wahyuni, ST., MT., Ph.D.

Tim ini mengusung inovasi berjudul “Perencanaan Jaringan Irigasi Berbasis Lingkungan dengan Penerapan Pintu Elektromekanik Berbahan Fiberglass dengan Struktur Honeycomb serta Penggunaan Limbah Plastik sebagai Bahan Tambah Penampang Saluran”.

Fokus permasalahan yang ingin diselesaikan adalah perubahan hidrologis dari pembangunan saluran irigasi khususnya untuk sumber air permukaan memberikan dampak terhadap lingkungan seperti berkurangnya debit hilir sungai, peningkatan evaporasi, serta tingkat perkolasi yang tinggi sehingga efisiensi irigasi berkurang . Maka dari itu, diperlukan sebuah invovasi untuk mengoptimalkan efisiensi dan penggunaan air irigasi untuk mendukung ketahanan air.

“Secara garis besar inovasi yang digagas adalah mengoptimalkan efisiensi irigasi. Kami membuat inovasi perencanaan jaringan irigasi ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah sampah plastik sebagai bahan tambah material beton pada penampang saluran, penerapan pintu air elektromekanik berbasis mobile application untuk mengontrol pintu air dari jarak jauh yang dapat disesuaikan dengan water level sensor, serta pintu air fiberglass berstruktur honeycomb (sarang lebah) sebagai bahan alternatif pintu air konvensional.”, ungkap Bima.

Keunggulan dari inovasi tim ini, saluran irigasi yang direncanakan merupakan konstruksi ramah lingkungan karena dapat mengurangi volume limbah sampah plastik dengan tingkat serap air  pada saluran yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya persentase sampah plastik dan lama pengeringan. Di sisi lain, penerapan pintu elektromekanik dengan modul water level sensor untuk memonitor tinggi muka air dapat mempermudah petani untuk membuka atau menutup pintu air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.

Harapan tim ini kedepannya, semoga ke depannya semakin banyak jiwa-jiwa solutif dan inovatif dalam menghadapi permasalahan di masyarakat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan terutama, khususnya pada infrastruktur sumber daya air.

(RRP)

 

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]