Single Post

[vc_row][vc_column][vc_column_text]

 

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) kembali menggelar kegiatan Seminar International yang dikenal dengan nama ICWRDEP (International Converence of Water Resources Development and Enviromental Protection), pada 12-13 Oktober 2019.

 

Seminar internasional ini, merupakan event dua tahunan Jurusan Teknik Pengairan. Di tahun ketiga ini ICWRDEP mengangkat tema Multi-Perspective On Water-Related Challenges. Hari pertama The 3rd ICWRDEP digelar di Auditorium Prof. Ir Suryono, Lt.2 Gedung FTUB. Usai dibuka oleh Dekan FTUB, Prof. Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT, seminar dilanjutkan dengan sesi diskusi oleh dua narasumber. Keynote Speakers pada hari pertama ini adalah Sekjen Kementerian  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Prof. Hwa Chien dari National Central University Taiwan.

Usai paparan dan diskusi bersama dua keynote speakers acara dilanjutkan dengan sesi presentasi makalah peserta di Gedung A lt. 4 Jurusan Teknik Pengairan. Pada hari kedua, seminar yang dihadiri oleh sekitar 200 peserta ini diadakan di Auditorium TirtaUtama, lantai 5 Gedung Teknik Pengairan. Keynote speaker di hari kedua ini antara lain Dr. Asadawut Areesirisuk dari Rajamangala University of Technology Thailand, Prof Masaharu Fujita dari Disaster Prevention Research Institute (DPRI) Kyoto University, dan Assoc Prof Muzamir Hasan dari Universiti Malaysia Pahang, Malaysia. Ketua Panitia Kegiatan ICWRDEP 2019, Dr.Eng Andre Primantyo H, ST. MT mengharapkan seminar internasional ini akan memberikan jawaban terkait tantangan dalam pengelolaan air menurut berbagai perspektif dan bagaimana upaya pemecahannya.

“Kami sengaja mengundang pihak birokrasi agar bisa menghadirkan kebijakan/rumusan atau teknologi terkini untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada,” ujar Andre.

Senada, Dekan FTUB, Prof Dr Ir Pitojo Tri Juwono, MT, saat membuka acara mengungkapkan, masalah sumber daya air kini semakin kompleks. Sebagai PTN, menjadi kewajiban melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi menjawab solusinya.

“Kebutuhan air atau demand terus meningkat, sementara jumlah supply tetap. Sehingga terjadi gab antara supply dan demand air. Ini menjadi masalah kompleks. Pas hujan kelebihan, pas kemarau kekurangan. Ini butuh manajemen air yang baik. Dengan berbagi pengalaman dari para narasumber luar negeri kita mau berikan maukan kepada pemerintah sehingga permasalahan itu bisa kita minimalisir, dan kita perbaiki untuk masa depan,” ungkap Pakar Sumber Daya Air ini.

Dari berbagai makalah yang masuk ada sekitar 65 judul  paper yang dipresentasikan. Makalah-makalah itu dikelompokan dalam beberapa sub tema untuk dipresentasikan dan disajikan dalam bentuk poster. Subtema tersebut antara lain Teknik dan Manajemen Sungai, Teknik Lingkungan dan Sanitasi, Pengurangan Risiko Bencana yang disebabkan oleh Air, Rekayasa & Manajemen Sumber Daya Air, dan Rekayasa & Manajemen Pesisir.

Acara ini ditutup pada hari Minggu 13 Oktober 2019 oleh Ketua Jurusan Teknik Pengairan Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. Ussy berharap agar peserta yang berasal dari Indonesia, Thailand, Jepang, Taiwan, Prancis, Belanda, dan Malaysia ini dapat menjadikan ICWRDEP sebagai wadah diskusi ilmiah bagi masyarakat sumber daya air.

Sumber: teknik.ub.ac.id

 

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]