Delegasi Mahasiswa Pengairan Raih Juara di Ajang Civil in Progressive 2018
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Pada ajang Civil in Progressive 2018 yang diadakan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Makassar, 3 delegasi dari Teknik Pengairan berhasil meraih juara pada kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Lomba Rancang Bendungan. Kompetisi ini diadakan pada 03 – 10 Maret 2018.
Tim Infiltrasi-64 berhasil meraih Juara I dari 5 finalis pada kategori Lomba Karya Tulis Ilmiah. Tim ini terdiri dari Dwi Laksana Aji Putra (P15), Ayu Khurotul Aini Amalia (P15), Novi Fadhilah Rahma (P15) dan dibimbing oleh Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. Tim ini menggagas ide dengan judul “Sistem Drainase dengan Konsep WE BRANTAS Sebagai Solusi untuk Pengendali Banjir Berwawasan Lingkungan”.
Ide tersebut dilatabelakangi permasalahan drainase di perkotaan yang tidak berfungsi dengan baik sehingga mengurangi kegunaannya sebagai pengendali banjir. Sistem yang menggabungkan antara metode Rain Harvesting System (Teknik Memanen Air Hujan) dengan sumur resapan dan biopori sebagai inovasi pada saluran drainase di perkotaan dengan konsep ekodrainase yang ramah lingkungan.
“Yang ingin ditonjolkan dan spesial dari inovasi kami adalah memanen dan memanfaatkan kembali air hujan, sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan sekaligus mengurangi limpasan banjir. Serta untuk memberikan gambaran mengenai konsep perencanaan drainase berwawasan lingkungan. Harapan kami, metode ini dapat mengurangi genangan yang terjadi di lingkungan permukiman dengan menerapkan drainase perkotaan berwawasan lingkungan. Serta bisa memanfaatkan kembali air hujan untuk kegiatan sehari – hari seperti menyiram tanaman.” ungkap Ayu Khurotul.
Di kategori lain, yakni Kategori Lomba Rancang Bendungan, Tim Optimasi-64 memperoleh Juara I. Tim ini terdiri dari Aqsha Prashitna (P15), Deskasari Triyani P (P15), Novianti Sidi Astri (P15) dan dibimbing oleh Dr. Sumiadi, ST., MT. Menjadi juara setelah lolos dari 8 finalis terpilih, tim ini merencanakan “Bendungan Urugan dengan Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan”.
Fokus tim ini adalah bagaimana merencanakan satu bendungan multifungsi dengan tetap mempertahankan kondisi alami lingkungan sekitar.Secara garis besar inovasi yang digagas adalah dengan pembuatan fish chanel agar tetap berkembang biak, dan pembuatan panel surya disepanjang main dam, dan pembuatan wisata berupa museum kearifan lokal Sulawesi Selatan.
“Hal yang ditonjolkan adalah perencanaan bendungan ini satu paket untuk kebutuhan energi, irigasi dan air baku dengan tetap mempertahankan ramah lingkungan dan kearifan lokal.” ungkap Deska.
Harapan kedepannya, agar lebih banyak delegasi pengairan untuk ajang kompetisi bergengsi dan bisa mengembangkan ide yang lebih inovatif.
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]