GOSWAT (Geoelectrical Operation for Seepage Water Table) GO PIMNAS
PIMNAS merupakan tolok ukur dari prestasi penalaran mahasiswa di Indonesia. Setiap Perguruan Tinggi terus berupaya agar meraih prestasi tinggi dalam PIMNAS, tidak terkecuali UB. UB juga terus ingin berkontribusi untuk pelaksanaan PKM dan PIMNAS yang lebih baik. Dalam rangka itu pula UB berkeinginan dan siap untuk bertanding dengan Universitas lain di PIMNAS 30 tahun 2017 yang berlokasi di UMI (Universitas Muslim Indonesia) di Makassar. UB terus berupaya meningkatan kontribusinya untuk mewujudkan PIMNAS yang kompetitif, kreatif, inovatif dan solutif, dengan tetap mengedepankan semangat kebersamaan dan persatuan. Terbukti UB salah satu dari Universitas yang memiliki jumlah PKM yang lolos ke tahap PIMNAS sebanyak 31 proposal.
Dengan prestasi tersebut sangat membanggakan bahwa salah satu perwakilan berasal dari Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya dengan bidang PKM-Penelitian Eksakta dengan judul “Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner Schlumberger Untuk Menganalisa Aliran Rembesan (Seepage Water Table) di Bendungan Sutami, Malang” yang dibimbing oleh Dr. Ery Suhartanto ST., MT. Tim yang diketuai Yoggie Azhary Augustiman dengan anggota Yulia Amirul Fata, Titih Pawestri, Muhammad Farid Fakhruddin, dan Ni Made Candra Partarini merupakan tim ke-2 dari Jurusan Pengairan yang mampu lolos diajang PIMNAS ke – 30 setelah sebelumnya telah menorehkan prestasi diajang PIMNAS ke – 27.
Setelah melakukan serangkaian kegiatan seperti seleksi tahap Proposal, Pendanaan, Penelitian dan Analisa, MONEV Internal dan Eksternal, tim GOSWAT akan maju di tahap seleksi PIMNAS ke-30 tahun 2017 pada tanggal 23-28 Agustus 2017 di UMI Makassar untuk mewakili Universitas Brawijaya. Progress yang dilakukan saat ini adalah mengurus publikasi serta perlengkapan yang akan dibawa di PIMNAS.
“Semoga PKM ini mendapatkan penghargaan di PIMNAS sehingga dapat menjadi prestasi yang membanggakan untuk Teknik Pengairan Fakultas Tenknik Universitas Brawijaya serta dapat diterapkan sebagai salah satu instrumen pemantauan rembesan di bendungan urugan karena peningkatan faktor keamanan tubuh bendungan akan menambah antisipasi guna menjaga infrastruktur keairan yang menunjang terjaminnya ketahanan air yang berdampak pada ketahanan energi yang menunjang ketahanan pangan guna mendukung program Nawacita dari pemerintah guna mensejahterakan masyarakat Indonesia.” penjelasan Yulia Amirul Fata salah satu anggota dari tim PKM tersebut.