Optimalkan Pemanfaatan Air Hujan, Mahasiswa Pengairan Raih Juara I di WPPC ITB 2021
[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Tim ISWARA-64, yang menjadi delegasi dari Teknik Pengairan pada ajang Water Project Paper Competition (WPPC) 2021 berhasil meraih Juara I. Kompetisi tahunan tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sumber Daya Air, Jurusan Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Kompetisi ini berlangsung pada Jumat, 19 Maret 2021. Tim ini terdiri dari Ana Maria (P18); Ananda Tazkia Ainayyah (P18); dan Sylvia Regita Cahyani (P18); serta dibimbing oleh Dr. Eng. Tri Budi Prayogo, ST., MT. Tim ini berhasil meraih juara dengan mengusung inovasi berjudul ”Optimalisasi Pemanfaatan Air Hujan dengan Menggunakan Sistem PAHTROLI (Pemanenan Air Hujan, Elektrolisis, dan Biopori) Berbasis Pembangunan Berkelanjutan Pada Skala Rumah Tangga” dan meraih nilai tertinggi diantara 5 finalis terpilih.
“Fokus permasalahan yang kami pilih dengan ide yang kami miliki adalah ketersediaan air bersih (Water Availability). Secara garis besar kami memberikan inovasi sebuah sistem yang diberi nama Sistem PAHTORLI dengan terdiri dari 3 metode diantaranya metode pemanenan air hujan (PAH) atau rainwater harvesting, metode elektrolisis, dan biopori.” ungkap Ananda Tazkia.
Hal yang menjadi fokus utama dalam inovasi kami adalah optimalisasi pemanfaatan air hujan. Pertama yaitu dengan sistem Pemanenan Air Hujan (PAH) kami memanfaatkan air hujan sebagai solusi atas permasalahan kebutuhan air bersih rumah tangga yang tidak dapat dipenuhi oleh PDAM. Tidak berhenti sampai disitu, selanjutnya air hasil PAH diproses melalui metode elektrolisis yang nantinya akan menghasilkan air dengan dua macam kandungan yakni air kandungan basa yang dapat dikonsumsi sebagai air minum secara langsung, dan air kandungan asam yang dapat dimanfaatkan sebagai disinfektan. Kemudian ketika tangki PAH dan wadah elektrolisis sudah terisi penuh oleh air, air tersebut akan melimpas dan ditampung oleh biopori yang berfungsi sebagai upaya konservasi air tanah. Sehingga dengan adanya kesatuan sistem PAHTROLI ini sangat membantu untuk mengoptimalkan air hujan pada skala rumah tangga. Keunggulan lainnya, yaitu pengguna dari sistem PAHTROLI dapat menghemat biaya sebesar Rp. 1.075.628 per tahun (pada tahun 2015) untuk pembelian kebutuhan air baku rumah tangga dari PDAM dan pembelian galon untuk kebutuhan air minum. Harapan dari kami, semoga Teknik Pengairan dapat terus berkontribusi dalam memberikan ide/inovasi/tindakan untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan khususnya di bidang pengairan, baik dari mahasiswa, para dosen, maupun alumni Teknik Pengairan.
(RRP)
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]